Sabtu, 15 Oktober 2016

AWAL DAN AKHIR PERTEMUAN KITA





AWAL DAN AKHIR PERTEMUAN KITA
 karya annisa fitri nurlaila dan beberapa perubahan dari teman teman
Malam ini tampak berbeda pada malam-malam sebelumnya. Percaya atau tidak malam itu benar-benar gelap, hanya ada satu bintang dan bulan yang tampak malu-malu tertutup awan dan sebuah bintang yang tampak bersinar di langit malam itu. ‘Mungkin banyak polusi’, pikir Disa, sehingga ia tak mampu melihat indahnya bintang yang berkelap-kelip bak berlian malam itu. Usai sholat isya’ Disa telah berdandan tampak cantik nan anggun di depan cermin, ia sepertinya tengah menunggu Elis. Malam itu, ia dan Elis hendak pergi ke pesta ulang tahun teman mereka namanya Fika.
            Tak berselang lama……
            Tin..tin…tin…suara klakson motor terdengar jelas dan membuyarkan lamunan Disa yang sedang duduk di kursi depan rumah. Itu adalah motor Elis yang sudah berada tepat di depan rumah Disa.
Elis                              :”Disaaaaa” (seru Elis di atas motornya dan hendak memparkirkan motornya)
Disa                             :”Iya iya, tunggu sebentar. Ayo Lis masuk dulu!” (jawab Elis sambil membenarkan letak tasnya)
Elis                              :”Oke oke” (jawab Elis dengan cepat dan segera berlari kecil masuk ke rumah Disa)
Disa                             :”Sebentar ya aku mau pamitan sama ibuk bapak ku dulu” (jawab Disa sambil berjalan menghampiri orang tuanya yang tengah duduk di sofa ruang tengah)
Elis                              :”Oooo ya, aku juga ikut pamitan aja sekalian” (jawab Elis sambil mengikuti langkah Disa di belakangnya)

Disa                             :”Pak Buk, Disa pamit dulu ya, mau ke acara ulang tahunnya Fika” (ucap Disa sambil mencium tangan kedua orang tuanya)
Elis                              :”Saya juga minta pamit ya Om, Tante” (ucap Elis sambil mencium tangan orang tua Disa)
Orang tua Disa            :”Iya, hati-hati ya, nanti pulangnya jangan malam-malam ya” (ucap orang tua Disa sambil mengusap kepala mereka berdua)
Disa dan Elis               :”Iya, Assalammu’alaikum” (ucap mereka secara bersamaan dan segera berjalan keluar menuju motor Elis)
Orang tua Disa            :”Wa’alaikummussalam, hati-hati ya jangan ngebut” (jawab orang tua Disa)
Disa                             :”Iya iya ibuk dan bapakku tersayang” (ucap Disa yang sedang naik ke atas motorsambil menggoda orang tuanya dan melontarkan senyum manisnya)
Lambaian tangan Disa mengiri deru motor yang kian menjauh dari pandangan orang tuanya. Tak berselang lama tepat pukul 20:00 WIB mereka berdua sudah sampai di tempat tujuan mereka, Café Cake Story.
Disa                             :”Huhh, untung masih belum di mulai, kirain udah mulai tadi” (ujar Disa sambil menghembuskan nafas lega)
Elis                              :”Ya jelas lah belum di mulai, orang acaranya aja jam 20:30 WIB kok. Gimana sih kamu Dis, pasti kamu gak liatin undangannya ya? Kebiasaan sih” (komentar Elis sambil menuju parkiran motor di samping Café)
Disa                             :”Ya maaf, kan manusia itu kan wajar kalau lupa. Eh aku langsung masuk ke dalam ya” (jawab Disa sambil memasang muka memelas pada Elis dan segera mengubah mimik wajahnya menjadi senyuman)
Elis                              :”Iya iya, sana gih buruan masuk. Aku parkirin motornya dulu ya” (ujar Elis dan segera memarkirkan motornya diantara barisan motor anak muda yang tersusun rapi di parkiran)
Disa                             :”Iya sahabatku, tapi segera nyusul masuk lho ya, jangan lama-lama” (seru Disa yang sudah berjalan ke pintu Café)
Di dalam Café tersebut sudah banyak anak muda yang juga di undang di acara ulang tahun Fika, balon-balon, bunga dan dekorasi juga menambah indahnya tempat itu. Tak berselang lama acara itu pun di mulai. Tamu undangan pun telah ada di sana. Acarapun dimulai sangat meriah dan mengasyikkan semua orang bernyanyi dengan riang untuk merayakan ulang tahun Fika yang ketujuhbelas.
Disa                             :”Fikaaa, ya ampun cantik banget kamu. O ya selamat ulang tahu ya Fika, asik udah sweet seventeen aja nih. Semoga apa yang kamu inginkan terwujud ya. O ya nih kado buat kamu semoga suka ya” (seru ekspresi kagum pada Fika dan segera cipika-cipiki dengan Fika sambil memberikan kadonya pada Fika)
Fika                             :”Makasih Disa, kamu juga cantik. Makasih ya doa dan kadonya aku pasti seneng deh”
Elis                              :”Fika, selamat ulang tahun ya semoga kamu jadi pribadi yang lebih baik lagi. Nih aku juga bawain kado buat kamu, kamu cantik banget sumpah.”
Fika                             :”Makasih banget lho kadonya, kamu juga cantik banget. O ya ngomong-ngomong kalian dating barengan ya?”
Disa                             :”Iya lah kan Elis yang jemput aku tadi”
Elis                              :”Haloo, siapa tadi yang di sekolah minta tebengan?”
Disa                             :”Iya iya”
Fika                             :”Heh, sudah jangan berantem di sini dong kalian ini”
Elis                              :”Ya maaf”
Acara ulang tahun Fika sangat meriah apa lagi banyak di selingi oleh perform dari Band sekolah mereka yang sudah banyak di kenal anak-anak di sekolah mereka. Lagu-lagu yang akhir-akhir ini baru hangat-hangatnya di dengerin anak muda sekarang pun di tampilkan dengan susunan nan apik. Di sudut ruangan terdapat tempat duduk untuk tamu undangan. Disana Elis dan Disa hanya duduk dan sekedar mengobrol dengan tema-teman mereka yang juga di undangan ke acara ini. Di tengah-tengah obrolan yang kian asiknya, Elis tiba-tiba berdiri dan bilang ingin keluar sebentar.
Elis                              :” Eh, teman-teman aku keluar bentar ya, ada perlu nih”
Disa                             :”Iya, tapi jangan lama-lama lho nanti ilang lagi”
Elis                              :”Iya iya”
Ternyata di luar ia tengah menunggu seseorang yaitu Tio. Tio adalah pacar Elis. Lebih dari setengah jam Elis menunggu di luar, saat tengah menani Tio datang, terdengar ringtone handphonenya yang berbunyi nyaring. Ternyata itu telepon dari Tio, ia segera keluar dan menjawab teleponnya.
Elis                              :”Halo, iya Tio ada apa? Kok belum dateng-dateng?aku nunggu udah setengah jam nih
Tio                               :”Emm… Gini Elis, aku gak bisa dateng ke Café tempat kamu soalnya ini ada acara mendadak. Nanti kita ketemuan di Bukit Bintang, nanti kamu di jemput sama Rere ya”
Elis                              :”Oke oke, tapi Rere itu siapa?”
Sebelum Elis menerima jawaban itu, Tio sudah mematikan sambungan teleponnya. Kemudian ia pergi ke tempat parkir. Tak berselang lama ada suara mobil yang mengklakson dari belakang Elis. Kaca jendela mobil itu terbuka dan kepala seorang gadis keluar memanggil Elis. Gadis ABG itu pun keluar dan dalam mobilnya, ia adalah Rere.
Rere                             :”Elis, kamu Elis kan. Pacarnya Tio?”
Elis                              :”Iiiya, kamu siapa ya?”
Rere                             :”Aku Rere, tadiTio telepon aku dan disuruh nganter kamu ke Bukit Bintang”
Elis                              :”Kamu siapanya Tio?”
Rere                             :”Aku temannya”
Elis                              :”Ooo temennya”          
Rere                             :”Ayo buruan masuk mobil nanti kita terlambat lagi”
Elis                              :”Iya iya, makasih”
Tanpa pikir panjang, Elis segera masuk mobil Rere dan memulai perjalanan ke Bukit Bintang untuk bertemu Tio. Di sepanjang jalan, ia tak menaruh rasa curiga pada Rere, Rere terkesan supel padanya, ia langsung mengajak ngobrol Elis. Tak lupa ia mengirimkan SMS pada Disa agar ia tak menunggu lama. Tapi Disa yang saat itu sedang asyiknya mengobrol dengan teman-temannya tak menyentuh handphonenya.
            Tak berselang lama mereka sampai di Bukit Bintang…
Rere                             :”O ya lupa. Tadi Tio pesen ia mau kasih surprise sama kamu, jadi mata kamu harus di tutup kain item ini ya”
Elis                              :”Emmmm, oke”
            Sudah 1 jam ia menunggu dan…..
Rere                             :”Itu Tio sudah datang”
Elis                              :”Mana”
Rere                             :”Di belakangmu”
            Dengan cepat ia berbalik, dan mendengar suara manis Tio
Tio                               :”Hai, Elis maaf ya kamu nunggu lama”
Elis                              :”Iya”
Tio segera berjalan dan melepas penutup mata Elis, dan saat Elis sedang membuka matanya tiba-tiba dari belakang tanpa ia sadari sebuah benda tumpul bertekstur keras memukul bagian tengkuknya dengan keras. Ternyata itu Rere, dan ternyata semua itu sudah di rencanakan matang-matang. Tio dan Rere ternyata bersekongkol dan mereka berdua hanya menginginkan harta milik Elis yang sangatlah berharga. Tio pun tak sejatinya mencintai Elis dan Rere yang merupakan pacar simpanan Tio pun ikut ambil bagian dalam rencana tersebut.
            Kini Elis yang sudah tak bernafas dan tak berdenyut ini segera ia bawa dengan tergopoh-gopoh ia masukkan ke dalam mobilnya dibantu teman-temnanya yang lain. Takut semua ini ketahuan oleh warga, ia segera masuk ke mobil dan memacu kendraan beroda empatnya dengan kecepatan tinggi. Sampai lah di jurang yang bawahnya adalah sungai besar. Tanpa belas kasihan, Elis yang kini tak bernyawa di lemparkan ke dalam jurang oleh Tio untuk menghilangkan jejak. Tio pun segera pulang dan tak lupa ia mengambil beberapa barang berharga milik Elis di dalam tas pestanya.
Di Cafe Cake Story, acara ulang tahun Fika sudah selesai, satu persatu tamu undangan mulai beranjak pulang. Hanya Disa seorang yang menunggu Elis datang.,
Disa                             :”Kemana sih Elis, katanya cuma keluar sebentar”
Jam sudah menunjukan hampir pukul 11 malam. Iseng-iseng ia membuka hapenya dan ternyata ada pesan dari Elis
            ‘Disa, ini aku sekarang baru mau ke bukit bintang sama Rere dan aku mau ketemu Tio disana. Kamu nanti pulangnya gak usah nunggu aku karena nanti aku gak tau pulangnya kapan. Oke, makasih sahabatku’
Begitu isi pesan singkat dari Elis.
Disa                             :”Ya udah deh, aku naik taksi aja. Mungkin Elis juga udah pulang duluan”
Karena kesal ia pun terpaksa naik taksi, tapi entah mengapa tak ada taksi yang lewat di jalan malam itu. Tiba-tiba terdengar sebuah langkah kaki di belakangnya dan saat Disa berbalik….
Raffi                            :”Hai, kamu Disa anak XII Mipa 3ya?”
Suara seorang cowok dan saat ia balik badan, seorang cowok bertubuh tinggi atletis berdiri tepat di depannya. Cowok itu membuat Disa terpesona pada pandangan pertamanya.
Disa                             :”Iiya aku Disa. Hmm… sorry kamu siapa ya kok tau namaku?”
Raffi                            :”Aku Raffi, kita satu angkatan aku kelas XII Mipa 6”
Disa                             :”Ooo, pantas saja aku merasa pernah liat kamu dan merasa tak asing melihat wajah dan mendengar namamu. Maaf ya tadi aku udah keburu curiga duluan”
Raffi                            :”Iya, sebenarnya yang minta maaf aku. Emmm ngomong-ngomong kok kamu belum pulang?”
Disa                             :”Iya tadi itu aku berangkat bareng Elis, tapi gak tau sekarangkemana?” (jawab disa dengan lesu)
Raffi                            :”Oh gitu, ya sudah yuk pulang sama aku, nggak baik anak perempuan sendirian malam-malam kaya gini” (ajak Ranvi meyakinkan)
Disa                             :”Tapii” (jawab Disa ragu, ia hanya menganggukkan kepala dan segera masuk ke dalam mobil Ranvi)
Setelah lama ngobrol di perjalanan akhirnya merekapun sampai di rumah Disa. Mereka turun dari mobil setelah mesin mobil dimatikan, Disa pun segera mengetuk pintu. Dan beberapa detik kemudian pintu terbuka.
Raffi                            :”Assalamu’alaikum Om, tante” (ucap Raffi kepada orang tua Disa)
Orang tua Disa            :”Wa’alaikum salam” (Jawab mereka sambil berjabat tangan)
Raffi                            :”Om, tante, saya Raffi temannya Disa. Berhubung sudah larut malam, saya mau langsung pamit pulang ya om, tante,”
Orang tua Disa            :”Iya, hati-hati ya nak, terima kasih sudah mau mengantar Disa.”
Raffi                            :”Iya om, tante..” (uacap Raffi sembari mencium tangan kedua orang tua Disa dan bergegas pulang)
Malam itu juga, Disa bercerita pada orang tuanya tentang apa yang telah terjadi yang menyebabkan ia tak pulang bersama Elis melainkan Raffi. Selesai bercerita, Disa pun beranjak pergi ke kamarnya untuk tidur. Saat ia hendak tidur, ia teringat pada Elis dan segera menelpon Elis.
‘nomor yang anda tuju sedang tidak aktif’(mematikan panggilan dan menelpon ulang)
‘nomor yang anda tuju sedang tidak aktif’(mematikan panggilan)
(Disa berdiri dan pindah duduk di kursi meja belajarnya)
Ia pun berusaha dengan nomor lainnya.
‘nomor yang anda tuju sedang tidak aktif’(mematikan panggilan dan menelpon ulang)
‘nomor yang anda tuju sedang tidak aktif’(mematikan panggilan dengan cemas)
Disa                             :”Iihhh.. kenapa Elis gk bisa di hubungin sih?” (dengan nada kesal)
Karena Disa sudah mengantuk dan lelah ia pun pada akhirnya tertidur di meja belajarnya. Dua hari setelah ulang tahun Fika berlangsung hingga malam ini Disa tak kunjung mendapat telpon dari Elis, ia berfikir bahwa Elis mungkin sedang sangat sibuk. Pagi harinya, karena hari itu hari Minggu, Disa memutuskan untuk tetap di rumah dan membantu kedua orang tuanya untuk bersih-bersih rumah. Siang harinya, saat Disa dan orang tuanya sedang menonton tv di ruang keluarga, terdengar suara beberapa mobil yang berhenti di depan rumahnya. Lalu bel rumahnya berbunyi,
            Ting tong.. ting tong..  orang tua Disa bergegas menuju pintu depan.
Pak Polisi                    :”Assalamu’alaikum” (ucap bapak polisi sambil menekan tombol bel)
Orang tua Disa            :”Wa’alaikum salam, mari pak, silahkan duduk” (ucap orang tua Disa setelah membukakan pintu dan segera mempersilahkan polisi tersebut untuk duduk di ruang tamu)
            (seorang kepala polisi masuk dan duduk di ruang tamu)
Orang tua Disa            :”Ada apa ya, kok bapak polisi datang ke rumah kami?” (dengan penuh heran)
Pak Polisi                    :”Apa benar ini rumah saudari Disa?” (menatap ke orang tua Disa)
Orang tua Disa            :”Iya Pak, itu benar Disa adalah putri kami, ada apa ya?”
Pak Polisi                    :”Saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepada putri anda” (meletakkan berkas yang dibawanya di meja tamu)
Orang tua Disa            :”Sebentar ya pak saya panggilkan dulu”
Pak Polisi                    : (diam dan hanya mengangguk)
Orang tua Disa            :”Dissaaa”(panggil ibu Disa dengan suara keras)
Disa                             :”Iya bu,. Sebentar” (berjalan cepat menuju ruang tamu)
Orang tua Disa            :”Duduk sini,”(menengok ke arah Disa dan mengisyaratkan Disa duduk di sebelah ayahnya)
Disa                             (lekas duduk)
Orang tua Disa            :“Silahkan Pak, ini Disa.” (memegang bahu putrinya)
Pak Polisi                    :”Jangan takut nak, kami datang ke sini hanya ingin meminta kesaksian saudari atas menghilangnya Elis.” (dengan nada ramah)
Disa                             :”Aa.a.. apa? Bagaimana mungkin?” (terbata-bata dengan ekspresi syok)
Pak Polisi                    :”Itu benar nak, sehari yang lalu ibu dari saudari Elis melaporkan bahwa putrinya tidak pulang sejak semalam ia pergi bersama nak Disa, ibu saudari Elis sangat khawatir dan tidak dapat menghubungi hp Elis.”
Disa                             :”Begini pak, saya tidak tahu apapun tentang kejadian ini, tapi saya akan menceritakan semua yang saya ketahui.”
Tak tahu sudah berapa jam Disa memberikan kesaksian tentang kronologi pada malam acara ulang tahun Fika sebelum Disa menghilang, ia mendengar dering sms dari hp nya dan ingin segera mengambilnya.
Disa                             :”Pak Polisi, saya mohon izin untuk mengambil hp.” (menatap pak Polisi dan kedua orang tuanya).
Pak Poisi                     :”Silahkan”(menatap Disa)
Disa                             : (mencari hp nya di sofa ruang tv dan segera kembali ke ruang tamu setelah menemukan hpnya)
Disa                             :”Pak, saya ingat bahwa di saat acara itu Elis mengirim pesan, kita bisa mulai melacak keberadaannya mulai dari sms ini,” (menunjukkan pesan di hp nya)
Orang tua Disa            :”Sebaiknya kita langsung keCafe Cake Story, untuk segera menyelidikinya”
Pak Polisi                    :”Ya, itu benar. Bisakah kami membawa serta nak Disa untuk membantu kami?”
Orang tua Disa            :"Tentu saja Pak,”
Pak Polisi                    :”Kalau begitu, kami sangat berterimakasih kepada keluarga bapak,”
Orang tua Disa            :”Tak apa pak, kami senang bisa membantu tugas bapak,”
Disa                             :”Pak, bu, Disa pamit, doakan agar Disa bisa segera menemukan Elis. Assalamu’alaikum” (mencium tangan orang tuanya)
Orang tua Disa            :”Baiklah. Wa’alaikum salam”


Disa naik ke mobil polisi dan langsung berangkat diikuti 2 mobil polisi lainnya. Sesampainya di Cafe Cake Story, Pak Polisi pun dengan sigap mengerahkan anggota yang dibawanya dan dalam beberapa menit langsung mendapatkan beberapa rekaman CCTV di sekitar daerah itu dan CCTV tempat parkir.
Pak Polisi                    :”Nak Disa, kami telah mendapat salinan rekaman CCTV, kami meminta  nak Disa untuk ikut menyaksikan rekaman ini.” (memperlihatkan copy an rekaman CCTV)
Disa                             :” Iya pak, dengan senang hati.”(mengangguk)
Pak Polisi menyiapkan laptop yang di bawanya dan meminta kepada putranya yang ikut serta dengannya untuk memutar rekaman CCTV tempat parkir mulai dari saat Disa dan Elis datang. Ternyata Putra dari Pak polisi tersebut adalah Raffi. Seorang cowok yang membuatnya terpesona. Tapi suara rekaman menyadarkannya untuk tetap fokus pada kasus Elis.
Setelah beberapa saat memutar rekaman itu, terlihat ketika Elis menuju tempat parkir kembali dan mengobrol sebentar dengan seseorang di dalam mobil yang baru saja menghampirinya.
Disa                             :”Tunggu pak, saya mengenal mobil ini, ini mobil Tio pacarnya Elis, tetapi saya tidak tahu siapa cewek yang mengobrol dengan Elis.”
Pak Polisi                    :”Kalau begitu kita lacak mobil itu” (menoleh kepada putra dan rekannya)
Beruntung Disa selalu memperhatikan setiap teman Elis, Ia langsung mengetahui pemilik mobil itu yang tak lain adalah pacarnya Elis. Akhirnya penyelidikan dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan. Elis ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa di pinggir sungai besar di bawah jurang. Selama menyelesaikan kasus itu, Disa dibantu oleh Raffi dan semakin  dekat dengan Raffi. Dalam kurun waktu kurang dari 1 minggu, kasus itu sudah selesai dan pelakunya sudah dijatuhkan hukuman atas perbuatannya.
Malam kejadian itu sungguh tidak disangka, malam itu menjaadi sebuah akhir pertemuan Disa dengan Elis dan menjadi awal dari pertemuan Disa dengan Raffi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar