CERPEN
Kisah Sekantong Darah
Saat
itu malam sungguh gelap.Aku duduk termenung ditemani oleh indahnya bintang –
bintang yang ada di langit malam itu . Aku duduk di sebuah taman yang dahulu
merupakan tempat yang penuh dengan kenangan bersama kedua orangtua ku. Aku
terus saja menatap langit , tak henti – hentinya mata ku terus saja tertuju
pada dua bintang yang bersinar malam itu. Kedua bintang itu seakan-akan sedang
menyapaku. Aku yakin itu adalah bintang kedua orangtuaku yang terus bersinar
menerangiku saat aku dalam kegelapan.
Perkenalkan
Aku Novinda, teman-teman biasa memanggilku Novi. Aku siswa SMA yang bersekolah
di SMA Merah Putih. Aku hanya tinggal berdua bersama kakak ku yang sudah
bekerja sebagai direktur di perusahaannya. Kedua orangtua ku meninggal dunia
akibat kecelakan sekitar 10 tahun yang lalu , pada saat itu aku masih sangat
kecil.Kakak ku lah yang menjadi ayah sekaligus ibu bagi ku.
Pagi
pagi buta aku dan kakak ku bersiap siap untuk menjalankan rutinitas kami, aku
sekolah dan kakak ku bekerja. Setiap hari kakak ku mengantar dan menjemputku
sekolah. Hari itu hari Senin tepat pukul 7 kurang 10 menit aku sudah sampai di
sekolah. Aku segera bergegas masuk ke kelas sebelum bel pelajaran dimulai
,karena jarak pintu gerbang ke kelas ku lumayan jauh . Setelah selang beberapa
menit aku sudah sampai di kelas bel pelajaran pun berbunyi. Tet tet tet……..
Semua
siswa sudah masuk ke dalam kelasnya masing masing,saat pelajaran sudah mau
dimulai bu guru dating bersama seoran wanita yang juga menggunakan seragam yang
sama dengan seragam sekolah ku tapi aku dan teman ku yang lainnya merasa tidak
menganalnya. Ternyata ia adalah siswa baru. Kulitnya yang putih,hidung yang
mancung,dan rambut pirangnya membuat ku berfikir bahwa ia adalah anak keturunan
orang asing. Bu guru pun langsung menyuruhnya untuk memperkenalkan diri.
“Haii teman teman perkenalkan nama ku Cara ,
Aku berasal dari Belanda dan sudah tinggal di Indonesia sejak 10 tahun yang
lalu ,maka dari itu Aku bisa berbicara bahasa Indonesia.” “Hallo juga Cara ,
semoga Kamu betah ya bersekolah disini.” Kata ku penuh dengan senyum.
“Iya
Cara semoga Kamu nyaman sekolah disini.” Sahut Natsya dengan ekspresi sinis.
“Oke
Cara Kamu duduk di samping Novi yaaaa !.” sahut bu guru pada Cara
“Baik
bu.”
Cara pun segera duduk di samping
Novi.Mereka berdua saling berkenalan dan sudah mulai akrab,hingga pada akhirnya
mereka menjadi sahabat dekat. Natasya yang sudah sejak dari awal kurang
menyukai Cara sampai saat ini ia belum pernah ngobrol dengan Cara,bahkan saat
Cara berusaha untuk mengajak Natsya bicara Cara tak meresponnya sedikit pun .
Entah apa yang membuat Natsya tidak menyukai Cara , tapi aku ingat bahwa Natsya
pernah bicara sama aku bahwa dia kurang menyukai orang Belanda,karena dia
berfikir bahwa Belanda merupakan salah satu bangsa yang pernah menjajah
Indonesia. Natsya adalah anak terakhir dari 3 besaudara,kedua kakaknya sudah
memiliki keluarga masing masing,maka dari itu sekarang ia hanya tinggal bersama
neneknya. Kedua orangtuanya telah meninggal dunia akibat tsunami Aceh beberapa
tahun yang lalu.Dulu ia tinggal di Aceh dan sekarang ia tinggal di daerah yang
sama seperti ku yaitu di Jakarta. Ia merasa bahwa Cara datang dan bersekolah di
sekolahnya untuk hal yang buruk. Padahal tidak semua orang Belanda itu
jahat,apalagi kita sekarang sudah terbebas dari penjajahan dan kita sudah
merdeka tapi tetap saja pendapat Natsya itu selalu menghalanginya untuk bisa
mengenal orang orang Belanda. Yaaa itulah sifat manusia yang susah ditebak.
Melihat Cara bisa lebih dekat dengan ku Natsya tambah membenci Cara . karena
dulu sebelum ada Cara Natsya selalu bersamaku kemana mana. Walaupun aku selalu mengajaknya
tapi ia tetap tidak mau kalau aku masih berteman dengan Cara.
Karena kebencian Natasya terhadap
Cara ,ia mempengaruhi teman teman satu kelasnya untuk tidak berteman dengan
Cara, semua orang mulai terpengaruh dengan omongan Natasya,ia menjelek-jelekkan
Cara ke semua teman temannya ,hingga pada suatu hari ketika Cara mencoba untuk
akrab pada teman temannya selain Aku,tak ada satu pun orang yang mau berteman
dengannya bahkan untuk bicara kepadanya pun tak ada yang mau.Natsya benar benar
telah mempengaruhi teman temannya, tak ada celah yang membuat ia tak
membicarakan kejelekan Cara ke semua temannya. Padahal dibalik semua itu
Natasya tidak mengetahui sifat asli Cara, Cara adalah orang yang santun,penyayang,penyabar,rendah
hati,dan suka menolong. Karena Natasya sudah terlanjur membenci Cara dengan
alasan yang tidak masuk akal hingga sampai akhirnya sulit untuk merubah Natasya
bisa bersikap ramah pada Cara. Di sekolah Cara hanya berteman dengan ku. Karena
aku mempunyai prinsip bahwa hidup itu indah dengan adanya perbedaan karena
dengan perbedaan itu bisa membuat kita yang awalnya berbeda bisa menjadi satu
dan sama. Dari perbedaan kita bisa saling melengkapi satu sama lain dan bisa saling menutupi kekurangan sahabatnya
sendiri bukan malah membuka kekurangan sahabat kita ke semua orang. Karena
hidup penuh dengan toleransi itu sangat penting. Bayangkan jika kita berada
pada posisi Cara ,apakah kita tidak akan merasa sakit hati?. Setiap hari kita
dikucilkan,kita dimaki-maki,diinjak-injak,apakah kita mampu dan bisa setegar
seperti Cara? Kondisi seperti itu tidak semua orang bisa jalani,hanya orang
orang pilihan saja yang bisa mampu dan sabar hidup di tengah tengah perbedaan
dan dikucilkan oleh orang orang di sekitarnya sendiri. Cara tetap sabar
menjalani ini semua walau setiap hari ia dikucilkan oleh teman temannya
sendiri.
Saat
Cara berada di rumah ,kini ia menjadi anak yang pemurung ,untuk bercerita pada
orangtuanya pun ia sungkan. Suatu saat ibu Cara melihat Cara sedang melamun dan
matanya terlihat merah seperti orang baru menangis.
“Tok
tok to…….Nak ini Ibu ,buka pintunya dong?” pinta orangtua Cara
“Buka
saja Bu pintunya tidak Aku kunci kok?” jawab Cara dengan nada lesuh.
“Haii
sayang Kamu kenapa?cerita dong sama Ibu! Apa kamu punya masalah di sekolah? Tanya
ibu Cara penuh perhatian.
“Tidak
Bu,Aku tidak apa apa?”
“Yang
bener, Ibu tau lho kalau Kamu sedang punya masalah,Ibu ini ibumu Kamu nggak
perlu sungkan buat cerita masalahmu ke Ibu.”
Cara pun menangis tersedu sedu
dipelukan ibunya,perlahan ia mulai bercerita pada ibumya tentang semua yang
terjadi padanya. Sang ibu pun hanya memberikan dukungan dan motivasi pada Cara
agar tetap optimis dan percaya diri walau teman teman membencinya.
“Kamu
sahabatnya Novi kan nak,Ibu lihat Novi anak yang baik baik dan dia tulus
berteman dengan mu,apakah dia juga ikut membencimu?” Tanya ibu Cara
“Iya
Bu hanya Novi yang sekarang mau berteman dengan ku,dia yang selalu membelaku
saat teman teman membuli ku,bahkan dia rela berkorban untuk selalu berdua
dengan ku dan teman teman yang lain tidak mau mendekatinya ketika Novi sedang
ada bersamaku.”
“Tetaplah
bersabar nak ,disini Ibu selalu mendoakan yang terbaik pada mu,semoga teman
teman mu yang lain akan berubah menjadi sahabat dekat mu seperti Novi.”
“Terimakasih
Bu, aku akan tetap berusaha berbuat baik pada semua teman teman ku walau mereka
membenci ku sekalipun .” ujar Cara
Dan Cara akan membuktikan pada mereka bahwa orang
asal Belanda tidak semua jahat , bahkan orang Belanda itu tidak ada yang
jahat,mereka hanya menyimpulkan bahwa penjajahan yang dulu pernah dilakukan
Belanda di Indonesia mengakibatkan rakyat Indonesia menderita,maka dari itu
mereka berfikir bahwa Cara juga akan membuat mereka menjadi susah,padahal tak
selamanya orang Belanda itu kejam kepada mereka,apalagi di zaman sekarang
,negara Indonesia ini sudah merdeka ,tak ada lagi penjajahan yang bersifat
kekerasan seperti apa yang mereka pikirkan. Justru mereka akan terjajah oleh
sikapnya sendiri yang tidak ingin maju dan berkembang.
Hari demi hari sudah kita lewati.Aku dan
Cara pun menjadi lebih dekat. Aku selalu mengingatkan dia untuk pergi ke gereja
untuk menunaikan ibadahnya dan sebaliknya Cara juga selalu mengingatkanku untuk
pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat . Walau kita berbeda agama kita
selalu saling menghargai atas apa yang sedang kita lakukan. Cara pun juga
mengjarkan tentang bahasa Belanda kepada ku,dengan penuh kesabaran ia
mengajariku sedikit demi sedikit tentang bahasa Belanda.
Di sekolah, saat aku sedang tak
bersama Cara, Natasya mengajak ku untuk membeli buku di toko buku sepulang
sekolah . Ia menyuruhku untuk bertemu langsung di toko pukul 16:00.Setelah aku
sampai di toko itu aku mencari cari buku sambil menunggu Natsya datang ,tapi
setelah satu jam berlalu Natasya tak kunjung datang juga. Aku mencoba untuk
menelfonnya berulang kali namun tak ada jawaban dari Natsya. Aku mulai resah
dan khawatir ,beberapa menit kemudian aku mencoba menuju ke rumah Natasya . Sesampainya di rumah
Natsya aku segera mengetuk pintu.
“Tok
tok tok…….”
“Assalammu’alaikum Assalammu’alaikum Assalammu’alaikum.” sampai tiga kali aku
mengucap salam namun tak ada yang membukakan pintu.
“Maaf
Dik, Adik mencari siapa ya?.” Tanya penduduk sekitar yang menghampiriku.
“Natasya
Buk,apakahIibuk tau Natsya dimana?.” Jawabku
“Ohh
Adik belum tau ya sekitar satu jam yang lalu ada beberapa polisi yang datang
untuk mengabarkan pada nenek Natsya bahwa Natasya baru saja mengalami
kecelakaan.”
“Apa
Buk ,apa Ibuk benar?.” Sahutku kaget
“Benar
Dik,tadi sudah banyak warga yang juga ikut mengantarkan ke rumah sakit.” Jelas
ibu itu pada ku.
“Terus
Natasya dibawa ke rumah sakit mana Buk?.” Jawabku penuh penasaran.
“Rumah
Sakit Medica Dik.” Jawab ibu itu
“Oo
yaa terimakasih banyak ya Bu atas infonya.” Ujarku dan segera bergegas pergi ke
rumah sakit.
Saat aku sampai di rumah sakit ,aku
melihat nenek Natasya yang sedang menangis diruang tunggu.Dengan segera aku
menghampirinya.
“Nek….”
“Iya
Nak Novi ….” Jawab nenek Natsya dengan menahan tangisnya.
“Nek
bagaimana keadaan Natasya?.” Sahut ku.
“Natasya
harus segera dioperasi Nak dia kehilangan banyak darah.” Jawab nenek itu
“Apa
Nek operasi?.” Jawabku kaget.
“Iya
Nak,dia membutuhkan donor darah golongan B dan dokter tidak mengizinkan ku
untuk mendonorkan darah ku kepada cucu ku karena Aku sudah terlalu tua dan
setok darah B di rumah ssakit ini kosong.” Jelas nenek Natasta pada ku
“Baiklah
Nek ,Aku juga akan membantu mencari donor darah B untuk Natasya.” Jawabku
menenangkan nenek Natasya.
“Terimakasih
banyak Nak,tolong secepatnya ya Nak,Nenek takut kehilangan Natasya karena hanya
Natasya yang Nenek punya saat ini.”
“Iya
Nek ,Nenek yang tenang dan sabar ya.”
Di pagi harinya aku bercerita pada
teman teman kelas ku tentang musibah yang telah terjadi pada Natasya.Mereka
semua kaget dan aku bertanya pada semua teman teman siapa yang bergolongan
darah B dan bersedia untuk mendonorkan darahnya untuk Natasya.Suasana kelas
tiba tiba hening dan semuanya terdiam tak ada yang menjawab pertanyaan ku satu
pun.
“Aku,Aku
bersedia mendonorkan darah ku untuk Natasya.” Ucap Cara dengan tiba tiba.
Semua teman teman di kelas itu
seketika mulai heran pada Cara,begitu baik dan
tulus hatinya Cara mau mendonorkan darahnya untuk Natasya yang selama
ini jahat padanya.
“Baik
Cara terimaksih banyak ya,benar kamu rela mendonorkan darahmu untuk Natasya?.”
Sahut ku terkejut.
“Iya
Novi ,Aku bersedia kebetulan darah ku B mana mungkin Aku membiarkan teman ku
sendiri kesusahan sedangkan Aku bisa membantunya.”
“Kamu
benar benar mempunyai hati yang mulia Cara,walau pun Natasya membencimu Kamu
tetap mau membantunya.” Jawab ku.
“Ahhh
tidak Novi semua orang pasti akan melakukan hal yang samaseperti ku ketika
temannya sedang butuh bantuan,kebetulan darah yang sama dengan Natasya di sini
hanya Aku maka dengan ikhlas Aku akan mendonorkan darahku untuknya.”
“Mulia
sekali hati Kamu Cara,semoga tuhan selalu menyertaimu.”
“Sama
sama Novi,semoga tuhan juga selalu menyertaimu.”
“Aamiin,ya
sudah Cara nanti sepulang sekolah Kamu ikut Aku ke rumah sakit untuk segera
mendonorkan darah mu ya!”.
”Iya
Nov.”
Setelah pulang sekolah mereka berdua
pun segera mencari taxi untuk pergi ke rumah sakit. Setelah beberapa menit
mereka sampai suster menemui mereka berdua.
“Permisi
Mbak ,siapa ya yang ingin mendonorkan darah untuk Natasya?.” Tanya suster itu
pada kami berdua.
“Saya
Sus,Saya yang akan mendonorkan darah untuk Natasya.” Sahut Cara.
“Oo
ya ,silakan masuk ke ruangan ya Mbak.”
“Iya
sus.”
“Semangat
Cara pasti Kamu kuat,percaya Aku akan selalu berdoa untukmu dan Natasya.” Ujar
ku menyemangati Cara.
“Terimakasih
Cara,Aku masuk dulun ya.”
“Suksesss
Cara.” Ucapku pada Cara yang sudah menuju ke ruang pendonoran darah.
Setelah sekitar satu jam pendonoran
darah dan operasi berlangsung. Aku dan Cara pun menemui Natasya yang sudah
dipindahkan ke kamar pasien.
“Natasya
bagaimana keadaanmu?.”
“Aku
sudah lumayan enakan Nov makasih udah jenguk Aku.”
“Makasih
juga Cara Kamu mau jenguk Aku.”
“Iya
sama-sama.” Sahut kami secara bersamaan.
“Nat
tau nggak siapa yang udah donorin darah buat Kamu?.” Tanya ku pada Natasya.
“Siapa
Nov yang udah donorin darah ke Aku,Aku ingin bertemu dengannya dan mengucapkan
banyak terimakasih kepadanya yang suda rela mendonorkan darahnya untuk ku?.”
Novi hanya tersenyum.
“Orang
yang mendonorkan darah ke Kamu ada di sini kok.”
“Siapa
Nov,Kamu? apa Cara?.”
“Cara
Nat yang sudah mendonorkan darahnya untuk Kamu.”
“Caraaaaaaa”
ucap Natasya sambil memegang tangan Cara.
“Iya
Natasya.” Sahut Cara.
“Kamu
baik sekali Cara ,Kamu sudah mau mendonorkan darahmu ke Aku padahal Aku selalu
jahat padamu kenapa Kamu sangat peduli terhadapku Cara?.” Ucah Natasya pada
Cara.
“Tidak
Natasya, Aku bukan sepenuhnya orang yang baik masih banyak kekurangan yang Aku
miliki,Aku sayang Kamu dan Aku sudah menganggapmu sebagai sahabatku walau
selama ini Kamu membenciku tapi ketahuilah Aku sangat peduli terhadapmu.” Jawab
Cara.
“Subhanallah
Cara Kamu baik banget,terimaksih selama ini kamu tetap berbaik sangka padaku
dan menganggapku sebagai sahabatmu walau selama ini Aku sudah mengacuhkanmu,maafkan
Aku Cara.” Sahut Natasya dengan penuh rasa menyesal.
“Iya
Natasya sudah kewajibanku untuk memaafkanmu,Aku sudah memaafkanmu dari dulu
karena Aku tidak ingin mempunyai dendam pada siapapun.”
“Terimakasih
banyak Cara,harus dengan apa Aku bisa menembus semua kesalahanku padamu?.”
“Tidak
Natasya Kamu tidak perlu melakukan apapun karena Aku sudah memaafkanmu dengan
Aku bisa berteman dan ngobrol denganmu saja Aku sudah senang.”
“Terimakasih
banyak Cara,mulai sekarang Kita bertiga jadi sahabat ya .” ucap Cara pada kami.
“Sama
sama Natasya,iya selamanya Kita akan menjadi sahabat yang selalu ada dalam suka
maupun duka.” Sahut Cara pada Natasya.
Mereka bertiga pun saling
berpelukan.Kini mereka selalu bersama kemana-mana,mereka menjadi seorang
sahabat yang saling menyayangi.Saat Natasya sudah berangkat ke sekolah ia
berkata pada semua teman temannya bahwa Cara itu bukanlah seseorang yang buruk
seperti apa yang telah Natasya dan teman temannya fikirkan selama ini.Melainkan
Cara adalah seseorang yang baik hati yang memiliki banyak perbedaan dengan kita
baik beda terhadap asal bangsa dan
agama,namun dengan perbedaan itu kita dapat tahu bahwa semua orang yang hidup
di dunia ini memiliki perbedaan masing masing.Mulai dari perbedaan
agama,bangsa,suku,ras dan lain sebagainya tetapi dengan semua perbedaan itu
dapat mempersatukan kita,yang awalnya saling tidak kenal menjadi seseorang yang
berharga dan harus selalu ada untuk kita.
Dengan
perbedaan pula dapat mengajarkan kita arti toleransi terhadap sesama manusia
yang sesungguhnya.Karena toleransi antar sesama itu penting,dengan adanya
toleransi maka hidup akan lebih bermakna .Dapat disimpulkan bahwa adanya
perbedaan hidup berbangsa ini dapat mempersatukan kita dengan bangsa lain
dengan syarat kita mau bekerjasama dan saling toleransi terhadap semua orang
baik yang sudah kita kenal maupun orang yang belum kita kenal sekalipun.Karena
hidup dengan perbedaan itu indah seperti pelangi yang memiliki warna berbeda
beda namun ketika warna itu berkumpul menjadi satu akan tampak pelangi yang
begitu indah untuk kita lihat. Sama halnya seperti kita ,kita hidup dengan
banyak perbedaan satu sama lain namun saat kita berkumpul menjadi satu
perbedaan itu akan menjadi indah seindah pelangi yang muncul setelah hujan
turun membasahi bumi.
Namun
ketika perbedaan itu membuat kita harus dikucilkan oleh orang orang di sekitar
kita ,maka tabahlah suatu saat kesabaranmu itu akan berbuah manis ketika kamu
berhasil mempersatukan perbedaan itu menjadi persatuan yang abadi yang tentunya
harus dilewati dengan penuh tantangan .Pengorbanan yang telah kita lakukan
untuk sebuah persatuan dan kesatuan tidaklah pernah sia-sia .Karena tidak akan
pernah ada usaha yang mengkhianati hasil. Teruslah berfikir dan bertindak
positif agar bangsa kita dapat bersatu menjalin kerjasama dengan bangsa lain
dengan saling melengkapi dan toleransi terhadap semua perbedaan yang ada.
Ketahuilah
bahwa orang - orang yang mampu bertahan untuk sebuah kesatuan walaupun mereka
yang di luar sana tak pernah tahu apa yang sebenarnya kau rasakan,mereka hanya
bisa mencibirmu, memakimu, dan menghakimimu karena mereka tak pernah tau siapa
dirimu sebenarnya.Meski begitu aku bangga padamu karena kamu telah menembus
batas perbedaan menjadi suatu persatuan hanya demi sebuah rasa kemanusiaan dan
kamu telah menghancurkan tembok penghalang hidupmu hanya demi sebuah rasa
kepedulian.
----END----
BIODATA
Nama
: Annisa Fitri Nurlaila
Kelas :
XI MIPA2
No
presensi :06
Sekolah
:
SMA N 1 SEWON
Judul
Cerpen :
Kisah Sekantong Darah
Jumlah
kata :
2574 kata
Tema :
Perbedaan Mempererat Persatuan Bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar