Senin, 24 November 2014

Teka teki persahabatan



Teka teki persahabatan
                Sahabat adalah sosok yang sangat berarti dalam hidupku.Seorang sahabat sejati akan selalu ada,bukan hanya dalam keadaan senang,melainkan dia mampu hadir dan selalu ada ketika sahabatnya dalam keadaan apapun.Sosok seorang sahabat sangatlah penting dalam kehidupanku,karena tidak semua orang bisa menjadi sahabat yang baik.Ketika aku menemukan seorang sahabat hati yang kelam berubah menjadi bersinar dengan datangya seorang sahabat.Namun kehidupan ini tidaklah abadi,karena sebuah pertemuan akan berakhir dengan sebuah perpisahan. Aku mulai mengenalnya ketika aku duduk dibangku Sekolah Dasar,tetapi aku dan dia tidak terlalu akrab.Barulah  ketika aku memasuki kelas 5 SD aku menjalin persahabatan yang erat dengannya.Menurutku dia adalah sosok sahabat yang baik,ceria,dan perhatian.Namun sifat yang aku benci dari dia adalah keegoisannya yang sangat tinggi,hinngga ketika dia sedang marah dia tidak bisa mengendalikan egonya.Teman-temanku yang lain pun juga memiliki sifat yang berbeda-beda,ada yang memiliki sifat baik,setia,mudah marah dan sebagainya.Walaupun begitu kami tetap menjalin persahabatan yang baik.Kami pun sering bermain bersama,belajar bersama dan pergi mengaji pun bersama.                                                                                                                                                                                                             Disamping aku memiliki sahabat sahabat yang sejati,aku juga memiliki guru-guru yang pengertian.Disaat jam pembelajaran berlangsung,teman sebangku ku yang bernama Duwi bermain bolpen,tak disangka tinta bolpennya keluar dan mengenai baju temanku yang duduk didepan bangku ku.                                              “Ada apa Duwi?” kata Pak Duwi,guru Matematika                                                                                        “Itu pak tadi tinta bolpennya keluar kena bajunya…………………” jawab Duwi                                       “Ya ampun ada ada saja Kamu Duwi?” potong Pak Duwi                                                                                                                                                        Anehnya Pak Duwi tidak marah dengan kelakuannya Duwi,melainkan dia malah tertawa-tawa sendiri.Tanpa berfikir panjang aku dan teman-teman keluar untuk membersihkan baju temanku yang terkena tinta bolpen tadi.                                                                                                                                                                       Ketika aku dan teman-teman masuk kelas,Pak Duwi pun membuka pembicaraan.                                         “Kalian itu lucu ya,lebih lucu dari Opera Van Java?”                                                                                      “Loh kok bisa pak?” jawab kami serempak.                                                                                                 Pak Duwi pun hanya menahan ketawanya.Setelah dia melihat buku-buku ku yang terkena tinta,dia malah tertawa dan membalikkan badannya kearah belakang.                                                                            “Kenapa Pak ketawa-tawa terus?” kataku dalam hati.                                                                                                                                                               Setelah beberapa saat kami pun melanjutkan pembelajaran.Saat itu aku telah memasuki kelas 6 SD.Setiap pulang sekolah kita selalu bermain sepak bola bersama di depan halaman rumah ku.Ketika hari sudah beranjak sore,kita selalu berangkat mengaji bersama di TPA Ikhwanul Muslimin.Saat mengaji kita dilatih untuk menghafal bacaan shalat,surat surat pilihan yang ada di Al-Qur’an dan doa sehari-hari.Hafalan itu dilakukan selain untuk mendidik santri agar menghafalkan dan mempelajarinya di kehidupan sehari-hari,juga bermaksud untuk mengikuti wisuda  1000santriwan santriwati se-daerah Kabupaten Bantul.Kami tidak hanya mengikuti 1 kali wisuda saja,namun kami juga mengikuti wisuda yang kedua yang diadakan di Sasonohinggil Kraton Yogyakarta,pesertanya lebih dari 1000 orang yang terdiri dari:Kabupaten Bantul,Kabupaten Sleman,Kabupaten Kulon Progo,Kabupaten Gunung Kidul,dan Kota Madya.
                Alhamdulillahnya kami santriwan santriwati lulus dalam munaqosah yang diselenggarakan di Masjid Al-Wafa.Setelah hari wisuda tiba,kita semua berkumpul di Masjid Agung Bantul,setelah itu kami berjalan menuju Parasamia Bantul.Saat sampai di tempat wisuda.aku bertemu dengan salah satu guru favoritku yang bernama Pak Indra.Pak Indra dulu adalah guruku yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.Setelah lama kami saling mengobrol,prosesi wisuda pun dimulai.Satu per satu dari nama kita pun dipanggil,namun terlalu banyaknya peserta wisuda,kami sulit untuk memasuki tempat prosesi wisuda.Setelah semuanya diwisuda kami pulang dengan perasaan gembira,walaupun hari itu sangat melelahkan.                                                                                                                                                                        Begitulah hari demi hari silih berganti.Tak dirasa Ujian Nasioanal pun telah dekat.Hari hari dimana kita selalu disuguhkan soal secara rutin,tapi hal itu tidak membuat ku lelah untuk selalu belajar dan beribadah.Kurang lebih sekitar 10 kali Try Out telah kami laksanakan.Setelah hari Ujian Nasional tiba,secara rutin 3 hari berturut-turut,sebelum mengerjakan soal UN,kami sarapan pagi bersama di Sekolahan,setelah sarapan pagi kita melaksanakan shalat dzuha 2 rakaat secara berjamaah dan dilanjutkan dengan doa bersama.Sebelum memasuki ruangan ujian kita berjabat tangan dan minta restu kepada semua bapak ibu guru.                                                                                                                                                                                Ujian pun telah kami laksanakan,penyesalan pasti datang pada diriku,karena kurang teliti dalam mengerjakan soal.Setelah hasil ujian sudah keluar,bapak ibu guru mengumumkan hasil UN itu di Gua Slarong.Banyak kejutan yang dibuat oleh bapak ibu guru seperti, saat bapak ibu guru membagikan hasil ujian dengan sebuah amplop yang berisikan kertas dengan tulisan “Selamat Anda Lulus Ujian Nasional”,tiga dari temanku merasa bingung dan menganggap bahwa dirinya tidak lulus,karena kertas yang mereka dapat kosong tanpa tulisan apapun.Mereka menagis ketakuatan,bahkan ada yang mencari kertas itu di luar ruangan kita berada,padahal itu semua hanyalah rekayasa dari bapak ibu guru kepada mereka yang biasanya mendapatkan nilai yang rendah daripada murid yang lain.Setelah mereka tahu bahwa mereka lulus,mereka sangat senag dan bersyukur.Setelah itu kita pun berjalan jalan di area Gua Slarong.                                                                                                                                                           “Pak ,menurut Pak Duwi kita lebih baik sekolah di SMP N 2 Bantul atau SMP N 1 Sewon?” Tanya kita pada Pak Duwi.                                                                                                                                                             “Ya menurut saya sih kalian lebih baik sekolah di SMP N 1 Sewon,dulu bapak juga sekolah disana,di SMP N 1 Sewon juga nggak kalah bagus kok prestasinya” jawab Pak Duwi meyakinkan kita.                       “Iya sih Pak,cita cita kita juga ingin melanjutkan sekolah disana” jawab ku.                                                                                                                                                     “Iya,semoga diterima ya,dan sukses selalu untuk kalian semua,murid-murid ku” kata Pak Duwi.                     “Amin Pak” jawab kita  serempak.                                                                                                      Ketika tamat SD,salah satu dari teman kita pergi meninggalkan kita,karena harus ikut keluarganya yang saat ini tinggal di Lampung.Hal itu sempat membuat kita kecewa,namun dengan bergantinya waktu kita pelan-pelan bisa melupakannya.                                                                                                                                   Setelah tamat SD kita pun melanjutkan sekolah yang sama.Senang,susah kita selalu bersama.Sampai saat ini pun kita masih menjalin persahabatan yang erat.Sahabat merupakan bagian dari hidupku,tanpa adnya sahabat hidup ini akan terasa hampa.Aku tidak ingin kehilangan sahabat sahabat kecilku yang selalu temani hari-hariku bersamanya.

                Saat  memasuki SMP,kita jarang bermain dan berkumpul bersama.Kita hanya bisa berkumpul dihari-hari tertentu,misalnya saat hari libur sekolah atau saat ada acara di desa.Kesempatan itulah yang selalu ku nantikan.Walaupun demikian kita selalu menjalin komunikasi yang baik,saling menghargai dan saling menyayangi.                                                                                                                                                                                               Suatu saat aku menginginkan temanku yang sekarang ada di Lampung bisa kembali dan berkumpul lagi bersama kita.Tapi harapan itu  telah pupus,dia tidak akan pernah kembali ke Yogyakarta,mungkin dia telah bahagia dengan kehidupan dan teman-temannya yang sekarang.Walaupun begitu,aku berharap semoga dia tidak pernah melupakan kita,teman-teman kecilnya di Yogyakarta.Dengan tidak ada dia hidupku tetap bahagia,karena aku masih memiliki Tuhan,keluarga dan sahabat sahabat yang sejati,yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka.Mereka adalah harta yang berharga dalam hidupku yang tidak akan pernah bisa tergantikan.Semua yang telah berlalu biarlah berlalu.Hanya tawa dan bahagialah yang saat ini aku inginkan.Aku selalu ingin hidup bersama mereka ,keluarga dan sahabat-sahabat ku tercinta sampai akhir hayat nanti.Semoga kalian juga merasakan apa yang saat ini aku rasakan.
****************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar