Teka
teki persahabatan
Sahabat
adalah sosok yang sangat berarti dalam hidupku.Seorang sahabat sejati akan
selalu ada,bukan hanya dalam keadaan senang,melainkan dia mampu hadir dan
selalu ada ketika sahabatnya dalam keadaan apapun.Sosok seorang sahabat sangatlah
penting dalam kehidupanku,karena tidak semua orang bisa menjadi sahabat yang
baik.Ketika aku menemukan seorang sahabat hati yang kelam berubah menjadi
bersinar dengan datangya seorang sahabat.Namun kehidupan ini tidaklah
abadi,karena sebuah pertemuan akan berakhir dengan sebuah perpisahan. Aku mulai
mengenalnya ketika aku duduk dibangku Sekolah Dasar,tetapi aku dan dia tidak
terlalu akrab.Barulah ketika aku
memasuki kelas 5 SD aku menjalin persahabatan yang erat dengannya.Menurutku dia
adalah sosok sahabat yang baik,ceria,dan perhatian.Namun sifat yang aku benci
dari dia adalah keegoisannya yang sangat tinggi,hinngga ketika dia sedang marah
dia tidak bisa mengendalikan egonya.Teman-temanku yang lain pun juga memiliki
sifat yang berbeda-beda,ada yang memiliki sifat baik,setia,mudah marah dan
sebagainya.Walaupun begitu kami tetap menjalin persahabatan yang baik.Kami pun sering
bermain bersama,belajar bersama dan pergi mengaji pun bersama. Disamping
aku memiliki sahabat sahabat yang sejati,aku juga memiliki guru-guru yang
pengertian.Disaat jam pembelajaran berlangsung,teman sebangku ku yang bernama
Duwi bermain bolpen,tak disangka tinta bolpennya keluar dan mengenai baju
temanku yang duduk didepan bangku ku. “Ada
apa Duwi?” kata Pak Duwi,guru Matematika “Itu
pak tadi tinta bolpennya keluar kena bajunya…………………” jawab Duwi “Ya
ampun ada ada saja Kamu Duwi?” potong Pak Duwi Anehnya Pak Duwi
tidak marah dengan kelakuannya Duwi,melainkan dia malah tertawa-tawa sendiri.Tanpa
berfikir panjang aku dan teman-teman keluar untuk membersihkan baju temanku
yang terkena tinta bolpen tadi. Ketika
aku dan teman-teman masuk kelas,Pak Duwi pun membuka pembicaraan. “Kalian
itu lucu ya,lebih lucu dari Opera Van Java?” “Loh
kok bisa pak?” jawab kami serempak. Pak
Duwi pun hanya menahan ketawanya.Setelah dia melihat buku-buku ku yang terkena
tinta,dia malah tertawa dan membalikkan badannya kearah belakang. “Kenapa Pak
ketawa-tawa terus?” kataku dalam hati. Setelah beberapa saat kami pun
melanjutkan pembelajaran.Saat itu aku telah memasuki kelas 6 SD.Setiap pulang
sekolah kita selalu bermain sepak bola bersama di depan halaman rumah ku.Ketika
hari sudah beranjak sore,kita selalu berangkat mengaji bersama di TPA Ikhwanul
Muslimin.Saat mengaji kita dilatih untuk menghafal bacaan shalat,surat surat
pilihan yang ada di Al-Qur’an dan doa sehari-hari.Hafalan itu dilakukan selain
untuk mendidik santri agar menghafalkan dan mempelajarinya di kehidupan sehari-hari,juga
bermaksud untuk mengikuti wisuda
1000santriwan santriwati se-daerah Kabupaten Bantul.Kami tidak hanya
mengikuti 1 kali wisuda saja,namun kami juga mengikuti wisuda yang kedua yang
diadakan di Sasonohinggil Kraton Yogyakarta,pesertanya lebih dari 1000 orang
yang terdiri dari:Kabupaten Bantul,Kabupaten Sleman,Kabupaten Kulon
Progo,Kabupaten Gunung Kidul,dan Kota Madya.
Alhamdulillahnya
kami santriwan santriwati lulus dalam munaqosah yang diselenggarakan di Masjid
Al-Wafa.Setelah hari wisuda tiba,kita semua berkumpul di Masjid Agung
Bantul,setelah itu kami berjalan menuju Parasamia Bantul.Saat sampai di tempat
wisuda.aku bertemu dengan salah satu guru favoritku yang bernama Pak Indra.Pak
Indra dulu adalah guruku yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.Setelah lama kami saling mengobrol,prosesi wisuda pun dimulai.Satu per
satu dari nama kita pun dipanggil,namun terlalu banyaknya peserta wisuda,kami
sulit untuk memasuki tempat prosesi wisuda.Setelah semuanya diwisuda kami
pulang dengan perasaan gembira,walaupun hari itu sangat melelahkan. Begitulah
hari demi hari silih berganti.Tak dirasa Ujian Nasioanal pun telah dekat.Hari
hari dimana kita selalu disuguhkan soal secara rutin,tapi hal itu tidak membuat
ku lelah untuk selalu belajar dan beribadah.Kurang lebih sekitar 10 kali Try Out telah kami laksanakan.Setelah
hari Ujian Nasional tiba,secara rutin 3 hari berturut-turut,sebelum mengerjakan
soal UN,kami sarapan pagi bersama di Sekolahan,setelah sarapan pagi kita
melaksanakan shalat dzuha 2 rakaat secara berjamaah dan dilanjutkan dengan doa
bersama.Sebelum memasuki ruangan ujian kita berjabat tangan dan minta restu
kepada semua bapak ibu guru. Ujian
pun telah kami laksanakan,penyesalan pasti datang pada diriku,karena kurang teliti
dalam mengerjakan soal.Setelah hasil ujian sudah keluar,bapak ibu guru
mengumumkan hasil UN itu di Gua Slarong.Banyak kejutan yang dibuat oleh bapak
ibu guru seperti, saat bapak ibu guru membagikan hasil ujian dengan sebuah
amplop yang berisikan kertas dengan tulisan “Selamat Anda Lulus Ujian
Nasional”,tiga dari temanku merasa bingung dan menganggap bahwa dirinya tidak
lulus,karena kertas yang mereka dapat kosong tanpa tulisan apapun.Mereka
menagis ketakuatan,bahkan ada yang mencari kertas itu di luar ruangan kita
berada,padahal itu semua hanyalah rekayasa dari bapak ibu guru kepada mereka
yang biasanya mendapatkan nilai yang rendah daripada murid yang lain.Setelah
mereka tahu bahwa mereka lulus,mereka sangat senag dan bersyukur.Setelah itu
kita pun berjalan jalan di area Gua Slarong. “Pak
,menurut Pak Duwi kita lebih baik sekolah di SMP N 2 Bantul atau SMP N 1
Sewon?” Tanya kita pada Pak Duwi. “Ya menurut saya
sih kalian lebih baik sekolah di SMP N 1 Sewon,dulu bapak juga sekolah disana,di
SMP N 1 Sewon juga nggak kalah bagus kok prestasinya” jawab Pak Duwi meyakinkan
kita. “Iya sih
Pak,cita cita kita juga ingin melanjutkan sekolah disana” jawab ku. “Iya,semoga
diterima ya,dan sukses selalu untuk kalian semua,murid-murid ku” kata Pak Duwi. “Amin Pak” jawab kita serempak. Ketika
tamat SD,salah satu dari teman kita pergi meninggalkan kita,karena harus ikut
keluarganya yang saat ini tinggal di Lampung.Hal itu sempat membuat kita
kecewa,namun dengan bergantinya waktu kita pelan-pelan bisa melupakannya. Setelah
tamat SD kita pun melanjutkan sekolah yang sama.Senang,susah kita selalu
bersama.Sampai saat ini pun kita masih menjalin persahabatan yang erat.Sahabat
merupakan bagian dari hidupku,tanpa adnya sahabat hidup ini akan terasa
hampa.Aku tidak ingin kehilangan sahabat sahabat kecilku yang selalu temani
hari-hariku bersamanya.
Saat memasuki SMP,kita jarang bermain dan
berkumpul bersama.Kita hanya bisa berkumpul dihari-hari tertentu,misalnya saat
hari libur sekolah atau saat ada acara di desa.Kesempatan itulah yang selalu ku
nantikan.Walaupun demikian kita selalu menjalin komunikasi yang baik,saling
menghargai dan saling menyayangi. Suatu
saat aku menginginkan temanku yang sekarang ada di Lampung bisa kembali dan
berkumpul lagi bersama kita.Tapi harapan itu
telah pupus,dia tidak akan pernah kembali ke Yogyakarta,mungkin dia
telah bahagia dengan kehidupan dan teman-temannya yang sekarang.Walaupun
begitu,aku berharap semoga dia tidak pernah melupakan kita,teman-teman kecilnya
di Yogyakarta.Dengan tidak ada dia hidupku tetap bahagia,karena aku masih
memiliki Tuhan,keluarga dan sahabat sahabat yang sejati,yang selalu menemaniku
dalam suka maupun duka.Mereka adalah harta yang berharga dalam hidupku yang
tidak akan pernah bisa tergantikan.Semua yang telah berlalu biarlah
berlalu.Hanya tawa dan bahagialah yang saat ini aku inginkan.Aku selalu ingin
hidup bersama mereka ,keluarga dan sahabat-sahabat ku tercinta sampai akhir
hayat nanti.Semoga kalian juga merasakan apa yang saat ini aku rasakan.
****************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar